MAKALAH PEDOMAN UMUM CARA KERJA YANG BENAR DI LABORATORIUM



MAKALAH
(PEDOMAN UMUM CARA KERJA YANG BENAR DI LABORATORIUM)

DEVI PERMATASARI
PO714203191.040


DOSEN PEMBIMBING
ARTATI, S.Si, M.Si

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS PRODI SARJANA TERAPAN
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2019/2020




KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT.karena berkat rahmat dan karunia-NYAlah kami dapat menyelesaikan makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja ini dengan judul “Pedoman Umum Cara Kerja Yang Benar Di Laboratorium “ dengan baik.
Tidak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada ibu ARTATI, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah ini, yang telah membimbing dari awal pembuatan makalah ini sampai selesai. Serta teman-teman yang telah ikut bekerja sama dalam menyelesaikan makalah ini. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita semua.
Dengan demikian, kami ketahui bahwa makalah ini tidak sempurna, maka dari itu kami harapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan berupa saran maupun kritikan demi tercapainya kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.


                     Makassar, Senin 8 September 2019


                   Penulis
                         




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C.     Tujuan Makalah............................................................................................. 2
D.    Manfaat Makalah.......................................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN
A.    Pedoman Umum Cara Kerja Yang Benar Di Laboratorium......................... 3
B.     Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Praktikum............... 3
C.     Prinsip yang Perlu Diperhatikan dalam Penyimpanan Alat dan Bahan di Laboratorium             3
D.    Cara Penyimpanan Alat dan Bahan dalam Laboratorium ............................ 4
E.     Sifat Masing-Masing Bahan Kimia............................................................... 5
F.      Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya......................................................... 6
G.    Jenis Jenis Bahan Kimia Berbahaya.............................................................. 6
H.    Cara Membedakan Bahan Kimia Berbahaya................................................ 8
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................... 15
B.     Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Laboratorium merupakan suatu tempat untuk melakukan percobaan dan penelitian, yang dilakukan oleh mahasiswa, pelajar, dosen, peneliti dan lainnya. Percobaan ini dilakukan menggunakan berbagai alat dan bahan khusus yang bisa saja menyebabkan terjadinya kecelakaan, jika dilakukan dengan cara yang salah atau tidak tepat. Kecelakaan juga dapat terjadi akibat kelalaian atau kecerobohan dalam bekerja, sehingga dapat membuat cedera pada pelaku dan bahkan pada orang disekitarnya, karena itu keselamatan kerja di laboratorium menjadi dambaan bagi pelaku dilaboratorium, maka bekerjalah dengan baik dan benar.
Kesehatan & keselamatan kerja di laboratorium adalah tata tertib yang wajib dilakukan pada saat memulai dan melaksanakan pekerjaan di laboratorium dengan menggunakan seluruh atribut kelengkapan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Pedoman ini juga disediakan untuk menjaga agar laboratorium aman secara lingkungan. Ini adalah tanggung jawab setiap orang yang masuk ke dalam laboratorium untuk memahami bahaya keselamatan dan kesehatan yang berhubungan dengan bahan berbahaya dan peralatan di laboratorium.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum melakukan praktikum?
2.      Apa sajakah Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium ?
3.      Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan kimia?
4.      Bagaimana cara penyimpanan bahan kimia berbahaya?
5.      Jenis jenis bahan kimia berbahaya?

C.    Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan sebelum melakukan praktikum.
2.      Untuk mengetahui apa sajakah Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium.
3.      Untuk mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan kimia.
4.      Untuk mengetahui bagaimana cara penyimpanan bahan kimia berbahaya.
5.      Untuk mengetahui jenis jenis bahan kimia berbahaya.

D.    Manfaat Makalah
1.      Dapat mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan sebelum melakukan praktikum.
2.      Dapat mengetahui apa sajakah Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium.
3.      Dapat mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan kimia.
4.      Dapat mengetahui bagaimana cara penyimpanan bahan kimia berbahaya.
5.      Dapat mengetahui jenis jenis bahan kimia berbahaya.







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pedoman Umum Cara Kerja Yang Benar Di Laboratorium
Laboratorium merupakan suatu tempat untuk melakukan percobaan dan penelitian, yang dilakukan oleh mahasiswa, pelajar, dosen, peneliti dan lainnya. Percobaan ini dilakukan menggunakan berbagai alat dan bahan khusus yang bisa saja menyebabkan terjadinya kecelakaan, jika dilakukan dengan cara yang salah atau tidak tepat. Kesehatan & keselamatan kerja di laboratorium adalah tata tertib yang wajib dilakukan pada saat memulai dan melaksanakan pekerjaan di laboratorium dengan menggunakan seluruh atribut kelengkapan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.  Pedoman ini juga disediakan untuk menjaga agar laboratorium aman secara lingkungan. Ini adalah tanggung jawab setiap orang yang masuk ke dalam laboratorium untuk memahami bahaya keselamatan dan kesehatan yang berhubungan dengan bahan berbahaya dan peralatan di laboratorium.
B.     Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Praktikum
Sebelum melakukan praktikum, perhatikan beberapa hal
1.      Jangan menggunakan perhiasan atau aksesoris
2.      Gunakan perlengkapan seperti jas lab, masker, sarung tangan dan sepatu.
3.      Dilarang mengembalikan bahan kimia ke wadah asalnya.
4.      Dilarang mencium langsung aroma bahan kimia.
5.      Waspadai tumpahan bahan kimia.
6.      Dilarang keras mencicipi bahan kimia
C.    Prinsip yang Perlu Diperhatikan dalam Penyimpanan Alat aan Bahan Di Laboratorium
1.      Aman
Alat-alat yang disimpan harus pada tempat yang aman, yaitu aman dari pencuri dan aman dari kerusakan, yang bisa menyebabkan rusaknya atau kurangnya fungsi alat tersebut.

2.      Mudah dicari
Untuk memudahkan pencarian alat dan bahan yang akan digunakan, maka perlu adanya pemberian tanda atau label pada setiap tempat penyimpanannya.
3.      Mudah diambil
Penyimpanan alat harus pada tempat yang mudah diambil, seperti lemari, laci atau rak dengan ukuran yang sesuai dengan alat atau bahan yang akan digunakan. Dengan memperhatikan tempat penyimpanan alat dan bahan ini, Anda bisa bekerja lebih mudah dan lebih aman.
4.      Mengelompokan alat & bahan sesuai sifatnya
Dengan mengelompokkan alat dan bahan sesuai sifatnya kita dapat mengetahui yang tergolong berbahaya dan tidak berbahaya,tetapi kita selalu berhati-hati pada setiap bahan kimia.

D.    Cara Penyimpanan Alat dan Bahan dalam Laboratorium
Cara Penyimpanan Alat dan Bahan dalam Laboratorium Juga Harus Diperhatikan, Guna Mendukung Keselamatan Kerja Penyimpanan ini dapat dikelompokkan sesuai jenis dan golongan alat dan bahan tersebut.
1.      Misalnya : Mikroskop disimpan dalam lemari yang lampunya selalu nyala, agar udara dalam lemari tetap kering, sehingga mencegah tumbuhnya jamur. Sedangkan beaker glass, higrometer dan neraca lengan harus disimpan secara berdiri.
2.      Alat yang dalam bentuk set disimpan dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3.      Alat yang berbobot relatif berat, disimpan pada tempat yang lebih rendah atau yang tempatnya tidak melebihi tinggi bahu.
4.      Dan bahan kimia beracun harus disimpan pada lemari terpisah serta terkunci.
5.      Juga zat kimia yang mudah menguap harus disimpan pada tempat dengan ventilasi yang baik. Cara penyimpanan bahan-bahan kimia tersebut harus diberi label yang jelas dan harus disusun menurut abjad.
E.     Sifat Masing-Masing Bahan Kimia
Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti:
1.      Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca disimpan dalam botol plastik.
2.      Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik disimpan dalam botol kaca.
3.      Bahan yang dapat berubah ketika terkena matahari langsung disimpan dalam botol gelap dan disimpan dalam lemari tertutup, begitu juga sebaliknya.
4.      Bahan berbahaya dan bahan korosif disimpan terpisah dengan bahan kimia lainnya sesuai karakteristik tingat bahaya bahan tersebut.
5.      Bahan disimpan dalam botol diberi label atau simbol setiap bahan kimia.
F.     Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya
Dengan mengetahui sifat dari masing-masing bahan, maka Anda akan mengetahui cara penyimpanan dan tingkat bahaya dari bahan tersebut. Misalnya :
a.       Bahan Kimia Beracun (Toxic), harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat dengan peredaran hawa yang lancar, jauh dari bahaya kebakaran dan jauh dari bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur).
b.      Bahan Kimia Korosif (Corrosive), harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dengan ventilasi yang cukup agar mencegah terjadinya pengumpulan uap. Dan semua logam disekelilingnya harus dicat dan diperiksa kondisinya apakah ada kerusakan yang disebabkan oleh korosi atau tidak.
c.       Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable), harus disimpan pada tempat yang cukup dingin, peredaran hawa yang cukup, dijauhkan dari daerah yang ada bahaya kebakarannya, harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah panas dengan sendirinya dan bahan yang dapat bereaksi dengan udara atau uap air, disimpan pada tempat yang dekat dengan alat-alat pemadam api dan mudah dicapai serta dipasangkan sambungan tanah/arde yang dilengkapi dengan alat deteksi asap atau api otomatis dan juga harus diperiksa secara periodik.
d.      Bahan Kimia Peledak (Explosive), harus pada tempat atau bangunan yang kokoh dan tahan api dengan lantai yang terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, serta memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan juga tetap terkunci sekalipun tidak digunakan.
e.       Bahan Kimia Oksidator (Oxidation), harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, dengan peredaran hawa lancar, dan gedungnya harus tahan api. Dan bahan ini harus jauh dari bahan bakar, dan bahan yang mudah terbakar juga bahan yang memiliki titik api rendah.

G.    Jenis Jenis Bahan Kimia Berbahaya
1.      Amonia (NH3)
Ciri khas dari amonia adalah baunya yang sangat menyengat, mudah larut dalam air dan bersifat korosif pada tembaga dan timah. Zat amonia kerap digunakan sebagai obat-obatan, campuran pupuk urea, detergen dan lain sebagainya.
Meskipun memiliki berbagai manfaat baik dalam bidang industri dan rumah tangga, namun amonia terbilang cukup berbahaya. Larutan pekat amonia dalam air akan menyebabkan iritasi apabila terkena kulit dan mata. Kontak dengan gas amonia berkonsetrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru bahkan kematian.
Amonia dalam bentuk cair harus disimpan dalam temperatur sangat rendah karena titik didihnya yang hanya berkisar -33 °C.
2.      Asam Sulfat (H2SO4)
Zat cair tidak berwarna ini sangat korosif, beracun dan pendehidrasi. Zat yang dapat larut dalam air ini sangat berbahaya jika mengenai kulit karena sifatnya yang korosif. Selain itu, dengan sifat pendehidrasinya (penarik air yang sangat kuat), asam sulfat akan menimbulkan luka seperti luka bakar pada area kulit yang terpapar.
Asam sulfat pekat atau yang biasa disebut dengan oleum, akan merusak paru-paru jika terhirup. Hal ini dikarenakan oleum menghasilkan gas SO2 yang sangat reaktif jika terhirup. Sebagai bentuk perlindungan pertama, segera cari udara segar jika terhirup. Segera siram area kulit yang terpapar asam sulfat dengan air mengalir selama 10-15 menit. Jika asam sulfat terkena mata, lekas basuh mata dengan air hangat selama sekitar 20 menit. Untuk penangan lebih jauh, segera pergi ke dokter.
3.      Asam klorida (HCl)
Asam klorida merupakan bahan kimia yang berbentuk larutan, bersifat racun dan korosif. Asap klorida pekat akan membentuk kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan. Kabut asap ataupun larutan asam klorida akan menyebabkan kerusakan pada kulit, mata dan alat pernafasan. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (United States Environmental Protection Agency) memasukkan asam klorida sebagai bahan beracun.
Oleh karena itu, alat perlindungan seperti sarung tangan PVC, jas lab atau pakai pelindung lainnya wajib dikenakan saat Anda berinteraksi dengan bahan kimia yang satu ini.
4.      Formalin
Merupakan bentuk cair dari senyawa atau bahan kimia formaldehida. Jika dalam bentuk padatan dikenal dengan istilah trioxane atau paraformaldehida.
Formalin terbilang cukup berbahaya. Kadar formalin di udara yang melebihi ambang batas 0,1 mg/kg dapat menyebabkan iritasi pada kepala, membran mukosa, rasa pusing, tenggorokan terbakar, gerah dan mengeluarkan air mata.
Jika terkena formaldehida dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian. Selain itu, dapat meningkatkan keasaman darah, ganguan pernafasan, hipotermia dan koma. Saat terjadi keracunan, jangan melakukan rangsangan agar korban muntah karena dapat menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran pencernaan. Segara berikan arang aktif atau norit untuk ‘mencuci dan membilas’ lambung.
5.      Natrium Hidroksida (NaOH)
Zat padat berwarna putih ini merupakan basa kuat, terbilang mudah menyerap uap air, udara, bersifat racun dan korosif. Apabila terpapar natrium hidroksida akan menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.
Bahan kimia yang dikenal sebagai soda api ini mempunyai beberapa kegunaan seperti pembersih peralatan, dapat melarutkan logam, sebagai reagent trans-esterifikasi dan esterifikasi pada pembuatan sabun dan minyak tanah, serta berbagai kegunaan lainnya.
6.      Klorofrom (CHCl3)
Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium dan Dampaknya Bagi Kesehatan
Bahan kimia cair dan tak berwarna ini memiliki bau yang khas. Di laboratorium, klorofrom biasa digunakan sebagai obat bius yakni untuk membius hewan saat praktikum. Selain itu juga banyak digunakan sebagai pelarut nonpolar saat di laboratorium. Penggunaan kloroform terbukti dapat merusak liver dan ginjal.

H.    Cara Membedakan Bahan Kimia Berbahaya

Cara mengetahui antara dengan bahan kimia yang tidak berbahaya diperlukan suatu simbol khusus yang bersifat universal. Oleh karena itu lambang dan simbol bahan kimia berbahaya harus diketahui agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan, terutama ketika kita berada di laboratorium yang didalamya terdapat banyak benda dan bahan kimia berbahaya. Piktogram  atau simbol bahan kimia berbahaya umumnya menggambarkan sifat bahaya dari bahan yang dilabeli, misalnya risiko ledakan dan kebakaran, risiko kesehatan dan keracunan, atau kombinasi keduanya.
·         Simbol Bahan Kimia Berbahaya

1.      Oxidizing (Pengoksidasi)

Simbol Bahan Kimia Berbahaya- teroksidasi

Oxidizing atau Bahan kimia bersifat pengoksidasi, bahaya yang dapat ditimbulkan adalah dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi. Tindakan pencegahannya adalah Hindarkan bahan  Oxidizing (O) dari panas dan reduktor. Contohnya : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.

2.      Toxic (Beracun)

Simbol Bahan Kimia Berbahaya- beracun
Toxic berarti bahan yang bersifat beracun. Bila tertelan atau terhirup zat ini dapat menyebabkan sakit yang serius bahkan kematian.
Tindakan pencegahan adalah jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh bahannya : Metanol, Benzena.

3.      Explosive (Mudah Meledak)

Simbol Bahan Kimia Berbahaya - mudah meledak
Eksplosive memiliki simbol huruf ‘E’ dan memiliki arti Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan. Tindakan yang perlu kita lakukan adalah hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Contoh bahan kimianya adalah KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).

4.      Flammable (Mudah Terbakar)

Simbol Bahan Kimia Berbahaya - mudah terbakar
Simbol selanjutnya adalah FLamable yang berarti bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api. Jauhkan bahan kimia ini d ari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan api. Contoh bahan kimia ini adalah Minyak terpentin.
·         Zat terbakar langsung. Contohnya : aluminium alkil fosfor. Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara.
·         Gas amat mudah terbakar. Contohnya : butane dan propane. Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara dan sumber api.
·         Cairan mudah terbakar. Contohnya: aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api atau loncatan bunga api.
·         Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.

5.      Harmful Irritant (Bahaya Iritasi)

Simbol Bahan Kimia Berbahaya - iritasi
Simbol X ini merupakan simbol bahan kimia berbahaya yaitu Irritan artinya bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Hindari kontak langsung dengan kulit. Contohnya adalah NaOH, C6H5OH, Cl2.
Bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila ada kontak langsung dengan kulit, dihirup atau ditelan. Simbol ini terbagi menjadi 2 kode, yaitu kode Xn dan kode Xi. Kode Xn berarti adanya risiko kesehatan jika bahan masuk melalui pernafasan (inhalasi), melalui mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit. Sedangkan kode Xi berarti adanya risiko inflamasi jika bahan kontak langsung dengan kulit dan selaput lendir. Selalu hindari barang atau benda dengan simbol bahan kimia seperti ini untuk mencegah terjadinya iritasi kita.

6.      Dangerous for Enviromental (Bahan Berbahaya bagi Lingkungan)

Simbol Bahan Kimia Berbahaya- bahaya lingkungan
Dengerous For the Environment artinya bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen lingkungan yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup. Contohnya Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin.

7.      Corrosive (Korosif)

Simbol Bahan Kimia Berbahaya - korosif
Corrosisive berarti Bahan yang bersifat korosif atau dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas. Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam. Contohnya HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

8.      Poison Gas (Gas Beracun)

Simbol Bahan Kimia Berbahaya gas beracun
Simbol bahan kimia berbahaya selanjutnya adalah poisno yaitu Simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan material gas yang beracun. Tindakan yang perlu di lakukan Jauhkan dari pernapasan kita, jangan sampai terhirup. Contohnya seperti Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.

9.      Dangerous when wet (Berbahaya saat basah)

Simbol Bahan Kimia Berbahaya bahaya saat basah
Dengerous When Wet artinya berbahaya ketika basah yaitu material yang bereaksi cukup keras dengan air. Tindakan yang dianjurkan jauhkan dari air dan simpan di tempat yang kering/tidak lembab. Contohnya seperti Calcium carbide, Potassium phosphide, Maneb.

10.  Flammable Solid (padatan mudah terbakar)

Simbol Bahan Kimia Berbahaya - flammable-solid
Bahan Padatan yang mudah terbakar. Tindakan yang dianjurkan hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor, serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api. Contohnya seperti  Sulfur, Picric acid, Magnesium. Bahan ini  bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api (pyrophoric material) adalah suatu cairan atau padatan (banyak atau sedikit jumlahnya) yang dalam 5 (lima) menit berada di udara bebas tanpa disulut api dapat terbakar (menimbulkan api) dengan sendirinya.









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan praktikum sebaiknya kita mengikuti pedoman kerja di laboratorium agar terhindar dari kecelakaan di laboratorium seperti menggunakan masker, sarung tangan, sepatu dan jas laboratorium. Laboratorium menggunakan banyak peralatan-peralatan dan bahan-bahan yang kadang berbahaya bagi kesehatan maupun keselamatan jiwa. Untuk itu perlu dibuat aturan dalam penggunaannya. Dalam penyimpanan bahan kimia dan alat alat laboratorium harus dikelompokkan berdasarkan sifat dan tingkat bahayanya dengan memberi label pada setiap bahan atau alat dan dapat pula dilakukan dengan pemisahan lemari setiap bahan. Contoh bahan berbahaya asam nitrat(HNO3), penggunaannyasam sulfat(H2SO4), asam klorida(HCL), metanol, aseton, asam peoksida(H2O2), amonia dan lain sebagainya. Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan.
B.     Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. Agar terhindar dari segala macam kecelakaan di laboratorium.





DAFTAR PUSTAKA



Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA (UJI HOPKINS-COLE)