SAMPLING PASIEN (PENGAMBILAN DARAH PASIEN)
MAKALAH KIMIA KLINIK II
"SAMPLING PASIEN"
NAMA:
DEVI
PERMATASARI (PO714203191040)
KELAS
B
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada ALLAH SWT.atas berkat rahmatNYA dan karuniaNYAlah sehingga kami mampu
menyelesaikan Tugas Makalah Kimia Klinik II. Dengan materi yang berjudul "Sampling Pasien".
Tidak
lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada bapak/ibu selaku dosen Mata Kuliah
yang telah membimbing dari awal pembuatan makalah sampai selesai. Begitu pula
dengan pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita semua
mengenai informasi tentang teknik sampling.
Dengan
demikian, kami ketahui bahwa makalah ini tidak sempurna, maka dari itu kami
harapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan berupa saran maupun kritikan
demi tercapainya kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Makassar,
30 Mei 2021
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR
ISI................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan
Penulisan.................................................................................. 2
D. Manfaat
Penulisan............................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian teknik pengambilan darah (sampling)................................ 3
B. Persiapan
sebelum tindakan sampling................................................. 3
C. Teknik
sampling................................................................................... 4
D. Kesalahan
sampling............................................................................. 9
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat
didalam pembuluh darah yang berbentuk cair dan berwarna merah. Pada orang
dewasa muda yang sehat memiliki darah sekitar 7% dari berat badan atau
kira-kira sekita 4-5 liter. Jumlah tersebut berbeda-beda untuk setiap orang
tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah
merupakan kendaraan atau medium untuk transportasi berbagai nutrisi ke seluruh
tubuh. Darah berfungsi dalam mengangkut oksigen, zat gizi dan sisa hasil
metabolisme dari jantung keseluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung (Winarto,
2014). Darah utuh (whole blood), yaitu darah yang sama bentuk atau kondisinya
seperti ketika beredar dalam aliran darah (Riswanto, 2013). Darah lengkap
(whole blood) mengandung semua komponen darah secara utuh, baik plasma maupun
sel darahnya.
Teknik
sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel. Jadi, sebuah
penelitian yang baik haruslah memperhatikan dan menggunakan sebuah teknik dalam
menetapkan sampel yang akan diambil sebagai subjek penelitian. Dalam teknik
pengambilan sampel (sampling), perlu disadari dimungkinkannya kesalahan dalam
pengambilan sampel. Suatu teknik pengambilan sampel yang baik akan mampu
mengurangi atau meminimalkan berbagai kesalahan tersebut pada suatu tingkat
biaya tertentu. Sumber
kesalahan dalam teknik sampling perlu disadari dimungkinkannya kesalahan dalam
pengambilan sampel. Untuk itu, suatu teknik pengambilan sampel yang baik akan
mampu mengurangi atau meminimalkan berbagai kesalahan tersebut pada suatu
tingkat biaya tertentu.
Selain
itu perlu juga disadari bahwa beberapa sumber kesalahan ini dapat terjadi
sekaligus atau dua atau tiga (dst) dalam suatu penelitian. Misal kesalahan variasi
acak dengan kesalahan penentuan responden akibat kesalahan spesifikasi. Secara
umum ada beberapa sumber kesalahan dalam teknik sampling, pada bab selanjutnya
akan dibahas mengenai kesalahan-kesalahan yang sering terjadi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah yaitu:
1. Apa
Pengertian teknik pengambilan darah (sampling)?
2. Apa
saja Persiapan yang siapkan sebelum tindakan sampling?
3. Bagaimana
cara pengambilan darah dengan teknik sampling?
4. Apa
saja Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat melakukan sampling?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui Pengertian teknik pengambilan darah (sampling)
2. Untuk
mengetahui Apa saja Persiapan yang siapkan sebelum tindakan sampling
3. Untuk
mengetahui Bagaimana cara pengambilan darah dengan teknik sampling
4. Untuk
mengetahui Apa saja Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat melakukan sampling
D.
Manfaat
Penulisan
1. Dapat
mengetahui Pengertian teknik pengambilan darah (sampling)
2. Dapat
mengetahui Persiapan sebelum tindakan sampling
3. Dapat
mengetahui Bagaimana cara pengambilan darah dengan teknik sampling
4. Dapat
mengetahui Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat melakukan sampling
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknik Pengambilan Darah
(Sampling)
Flebotomi
merupakan tindakan pengambilan darah dari tubuh untuk tujuan pemeriksaan
laboratorium dan pengumpulan darah donor (Blood Bank) dengan cara darah
dikumpulkan dengan beberapa metode, termasuk pungsi arteri, kapiler dan vena
(Venipuncture).
Sampling
merupakan sebagian dari anggota populasi yang dipilih atau diteliti, yang
ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri
dan keberadaan populasi yang sebenarnya. Teknik sampling adalah teknik yang
dilakukan untuk menentukan sampel. Jadi, sebuah penelitian yang baik haruslah memperhatikan
dan menggunakan sebuah teknik dalam menetapkan sampel yang akan diambil sebagai subjek penelitian.
Pengertian
teknik sampling menurut Sugiyono (2001) adalah: Teknik sampling adalah
merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56). Pengertian teknik
sampling menurut Margono (2004) adalah Teknik sampling adalah cara untuk
menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif.
B.
Persiapan
Sebelum Tindakan Sampling
1.
Persiapan
Pasien
Unsur penting dalam darah dipengaruhi oleh diet,
Latihan dan faktor–faktor lain, oleh karena itu waktu yang ideal dalam pengambilan
spesimen darah adalah dipagi hari (antara pukul 07:00–09:00) saat tubuh sedang beristirahat
dan berpuasa, atau sekurangnya 10-14 jam setelah makan makanan terakhir.
2.
Persiapan
peralatan
·
Ruangan
·
Instrumen Teknik Venipuncture
1) Charts
& trays
2) Tourniquit
3) Kapas
alkohol
4) Alkohol
swab
5) Vacuum
tube
6) Kursi
flebotomi
7) Spoit
(teknik Oven System)
8) Winged
Infusion Set atau Jarum Butterfly (teknik closed system)
9) Rak
tabung
10) Plester
C.
Prosedur
dalam sampling
Dalam
pengambilan sampel darah terdapat 3 tempat yang harus kita ketahui, yaitu:
1.
Pengambilan
darah vena (Venipuncture)
Darah vena adalah darah
yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah miskin akan oksigen menuju ke
jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi
lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang
elastis dari pada arteri. Untuk mendapatkan sampel darah vena dilakukan
venipuncture yaitu cara pengumpulan darah dengan melakukan tusukan kedalam
pembuluh darah vena. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar yang letaknya
superficial dapat dipergunakan untuk pengambilan darah, namun vena mediana
cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku) terletak dekat dengan
permukaan kulit, cukup besar, dan tidak terdapat saraf besar sehingga vena ini
dijadikan pilihan utama karena minimal rasa sakitnya. Apabila tidak
memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan
berikutnya. Pengambilan darah pada vena basilica harus dilakukan dengan
hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf
median. Terdapat dua cara pengambilan sampel darah vena, yaitu cara terbuka
(menggunakan jarum spuit) dan cara tertutup (jarum dan tabung vacum/vacutainer).
Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi
syarat uji laboratorium,
maka prosedur pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari
persiapan peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik
pengambilan sampai dengan pelabelan.
Metode venipuncture ada 2, yaitu:
·
Cara terbuka (Open System / Syringe
System) adalah Sistem dimana darah yang sudah diambil dengan syringe,
dipindahkan ke dalam tabung vakum.
·
Closed System / Vacutainer System adalah
Sistem dimana darah yang ditampung langsung memasuki tabung vakum saat punksi
vena terjadi.
Cara pengmbilan
darah secara Open System / Syringe System:
1) Identifikasi
pasien; setidaknya dua pengenal (nama lengkap, alamat, tanggal lahir) jangan
melanjutkan prosedur jika ada ketidaksesuaian identifikasi, Formulir Permintaan
pemeriksaan harus tertulis jelas nama pasien, alamat, tanggal lahir, no
identitas, tanggal pengambilan sampel, jenis pemeriksaan yang diperlukan
2) Phlebotomis
memperkenalkan diri dan menyampaikan prosedur yang akan dilakukan
3) Verifikasi
puasa untuk keperluan pemeriksaan tertentu (kapan terakhir makan, minum)
4) Lakukan
hand hygiene, kenakan sarung tangan; disarankan untuk tidak menyentuh pasien
tanpa sarung tangan
5) Posisikan
pasien supaya nyaman, letakkan lengan pasien lurus diatas meja dengan telapak
tangan menghadap keatas
6) Ikat
lengan dengan cukup erat menggunakan tourniquet untuk membendung aliran darah,
kemudian pasien disuruh mengepal dan membuka tangannya beberapa kali untuk
mengisi pembuluh darah
7) Dalam
keadaan tangan pasien masih mengepal, ujung telunjuk pemeriksa mencari lokasi
pembuluh darah yang akan ditusuk
8) Bersihkan
lokasi tersebut dengan kapas alkohol dan biarkan kering.
9) Peganglah spuit dengan tangan kanan dan ujung
telunjuk pada pangkal jarum
10) Tegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari
kiri diatas pembuluh darah supaya pembuluh darah tidak bergerak, kemudian
tusukkan jarum dengan sisi miring menghadap keatas dan membentuk sudut ± 30o
11) Jarum dimasukkan sepanjang pembuluh darah ± 1 - 1½
cm
12) Dengan tangan kiri, pengisap spuit ditarik
perlahan-lahan sehingga darah masuk kedalam spuit, sementara itu kepalan tangan
dibuka dan ikatan pembendung direnggangkan atau dilepas sampai didapat sejumlah
darah yang dikehendaki
13) Letakkan kapas pada tempat tusukan, jarum ditarik
kembali
14) Pasangkan plester untuk menutup bekas tusukan pada
lengan pasien
15) Alirkan darah yang terambil ke dalam tabung
vacutainer EDTA
16) Segera bolak-balikkan vacutainer sesuai rekomendasi
produsen tabung. (H. Maxwell, 2010)
Cara pengmbilan darah secara Closed
System/Vacutainer System:
1) Pegang
lengan pasien dengan ibu jari diatas dan jarijari lain memegang dibawah. Dengan
ibu jari, Tarik dengan kencang kulit dibawah daerah yang akan ditusuk untuk
menjangkar vena agar tidak bergerak.
2) Masukkan
jarum dengan posisi tusukan keatas dengan sudut kemiringan : Posisi jarum pada
sudut penusukan 15-30 derajat saat menusuk kulit dan vena.
3) Dengan
Gerakan yang halus, secepatnya tusukkan jarum, bevel needle menghadap keatas.
Hentikan
Gerakan maju jarum Ketika dirasakan tahanan sedikit berkurang, yang menandakan
ujung jarum telah masuk kedalam lumen vena.
4) Tekan
tabung vacuum ke jarum, dan akan langsung mengalir darah ke dalam tabung. Tekan
tabung vacuum ke jarum, dan akan langsung mengalir darah ke dalam tabung.
5) Longgarkan
atau lepaskan tourniquet, idealnya tourniquet terpasang tidak lebih dari 1 menit.
Isi tabung vacuum sesuai kebutuhan, kemudian cabut jarum dan buang ke sharps
container, lalu lakukan pelabelan pada tabung.
2.
Pengambilan
darah kapiler
Pengambilan
darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses
pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk
pengambilan darah kapiler adalah :
·
Ujung jari tangan (fingerstick) atau
anak daun telinga.
·
Untuk anak kecil dan bayi diambil di
tumit (heelstick) pada 1/3
bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.
·
Lokasi pengambilan tidak boleh
menunjukkan adanya gangguan
peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh
radang, trauma, dsb), kongesti
atau sianosis setempat.
Prosedur pengambilan darah kapiler:
1) Siapkan
peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
2) Pilih
lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.
3) Peganglah
bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
4) Tusuk
dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus
diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh
alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah
juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
5) Setelah
darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes berikutnya
boleh dipakai untuk pemeriksaan.
6) Pengambilan
darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah
terbentuknya jendalan.
3. Pengambilan darah arteri
Pengambilan
darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan tangan.
Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau
arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan
hati-hati dan oleh tenaga terlatih. Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk
pemeriksaan analisa gas darah.
Prosedur pengambilan darah arteri:
1) Siapkan
peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling.
2) Pilih
bagian arteri radialis.
3) Pasang
tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.
4) Lakukan
palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.
5) Desinfeksi
kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit yang
telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
6) Tekan
bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di samping
bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan
berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
7) Setelah
tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera
letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama ±2 menit.
Pasang plester pada bagian ini selama ±15 menit.
D.
Kesalahan
Sampling
Kesalahan
yang terjadi pada saat sampling yaitu :
1. Syncope
Syncope
adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat/sementara
waktu sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejala dapat berupa rasa pusing,
keringat dingin, nadi cepat, pengelihatan kabur/gelap, bahkan bisa sampai
muntah. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perasaan takut atau akibat pasien
puasa terlalu lama. Rasa takut atau cemas bisa juga timbul karena kurang
percaya diri Itulah sebabnya mengapa perlu memberikan penjelasan kepada pasien
tentang tujuan pengambilan darah dan prosedur yang akan dialaminya.Penampilan
dan prilaku seorang Flebotomis juga bisa mempengaruhi keyakinan pasien sehingga
timbul rasa curiga/was-was ketika proses pengambilan darah akan dilaksanakan.
Oleh sebab itu penampilan dan prilaku seorang flebotomis harus sedemikian rupa
sehingga tampak
berkompetensi dan Fropesional.
Cara mengatasi:
a. Hentikan
pengambilan darah
b. Baringkan
pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satu sisi
c. Tungkai
bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala )
d. Longgarkan
baju yang sempit dan ikat pinggang
e. Minta
pasien menarik nafas panjang
f. Hubungi
dokter
g. Pasien
yang tidak sempat dibaringkan, diminta menundukan kepala diantara kedua kakinya dan
menarik nafas panjang.
Cara Pencegahan:
Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat
dialihkan. Pasien yang akan dirawat syncope sebaiknya dianjurkan berbaring pada
waktu pengambilan darah. Kursi pasien mempunyai sandaran dan tempat/ sandaran
tangan.
2.
Rasa
Nyeri
Rasa
nyeri berlangsung tidak lama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Nyeri
bisa timbul akibat alkohol yang belum kering atau akibat penarikan jarum yang
terlalu kuat.
Cara pencegahan:
a. Setelah
disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah mengering sebelum pengambilan
darah dilakukan.
b. Penarikan
jarum tidak terlalu kuat
c. Penjelasan/Menggambarkan
sifat nyeri yang sebenarnya (memberi contoh)
3.
Hematoma
Hematoma
dalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan (dalam Hal Flebotomi: jaringan
dibawah kulit) sebagai akibat robeknya pembuluh darah. Faktor penyebab terletak
pada teknik pengambilan darah :
a. Jarum
terlalu menungkin sehingga menembus dinding vena
b. Penusukan
jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum berada diluar vena
c. Setelah
pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan atau kurang lama ditekan
d. Pada
waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet ( tourniket) belum dikendurkan
e. Tempat
penusukan jarum terlalu dekat dengan tempat turniket.
Cara
mengatasi:
Jika
dalam proses pengambilan darah terjadi pembengkakan kulit disekitar tempat
penusukan jarum segera:
a. Lepaskan
turniket dan jarum
b. Tekan
tempat penusukan jarum dengan kain kasa
c. Angkat
lengan pasien lebih tinggi dari kepala (+- 15 menit)
d. Kalau
perlu kompres untuk mengurangi rasa nyeri
4. Pendarahan
Komplikasi
pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri. Pengambilan
darah kapiler lebih kurang resikonya. Pendarahan yang berlebihan (atau sukar
berhenti) terjadi karena terganggunya system koauglasi darah pasien. Hal ini
bisa terjadi karena :
a. Pasien
mengalami pengobatan dengan obat antikougulan sehingga menghambat pembekuan darah.
b. Pasien
menderita gangguan pembekuan darah (trombositopenia, defisiensi factor pembeku
darah (misalnya hemofilia)
c. Pasien
mengidap penyakit hati yang berat (pembentukan protrombin, fibrinogen terganggu)
Cara
Mengatasi :
a. Tekan
tempat pendarahan
b. Panggil
perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya
Cara pencegahan:
a. Perlu
anamnesis (wawancara) yang cermat denga pasien
b. Setelah
pengambilan darah, penekanan tempat penusukan jarum perlu ditekan lebih lama
5.
Alergi
Alergi
bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam flebotomi, misalnya
terhadap zat anti septic/desinfektan, latex yang adapada sarung tangan,
turniket atau plester. Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa kemerahan,
rhinitis,radang selaput mata; kadang-kadang bahkan bisa (shock).
Cara
mengatasi :
a. Tenangkan
pasien, beri penjelasan
b. Panggil
dokter atau perawat untuk penanganan selanjutnya
Cara
pencegahan:
a. Wawancara
apa ada riwayat allergi
b. Memakai
plester atau sarung-tangan yang tidak mengandung latex
6. Trombosis
Terjadi
karena pengambilan darah yang berulang kali ditempatyang sama sehingga
menimbulkan kerusaka dan peradangan setempatdan berakibat dengan penutupan
(occlusion) pembuluh darah. Hal ini juga terlihat pada kelompok pengguna obat (
narcotics ) yang memakai pembuluh darah vena.
Cara pencegahan
a. Hindari
pengambilan berulang ditempat yang sama
b. Pembinaan
peninap narkotika
7. Radang Tulang
Penyakit
ini sering terjadi pada bayi karena jarak kulit-tulang yang sempit dan
pemakaian lanset yang berukuran panjang.
Cara mengatasi:
Mengatasi peradangan tulang
Cara Pencegahan:
a. Menggunakan
lanset yang ukurannya sesuai. Saat ini sudah dipasarkan lanset dalam berbagai
ukuran disesuaikan dengan kelompok usia.
b. Setiap
kejadian komplikasi Flebotomi harus dilaporkan kepada dokter dan dicatat dalam
buku catatan tersendiri dengan mencantumkan identitas pasien selengkapnya,
tanggal dan jam kejadian, dan tindakan yang diberikan.
8. Amnesia
Pada
bayi, terutama bayi baru lahir dimana volume darah sedikit, pengambilan darah
berulang dapat menyebabkan anemia. Selain itu pengambilan darah kapiler pada
bayi terutama yang bertulang dapat menyebabkan selulitis, abses, osteomielitis,
jaringan parut dan nodul klasifikasi. Nodul klasifikasi tersebut mula-mula
tampak seperti lekukan yang 12 bulan kemudian akan menjadi nodul dan menghilang dalam
18-20 bulan.
9. Komplikasi neuologis
Komplikasi
neurologist dapat bersifat local karena tertusuknya syaraf dilokasi penusukan,
dan menimbulkan keluhan nyeri ataukesemutan yang menjalar ke lengan, seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya. Walaupun jarang, serangan kejang (seizures)
dapat pula terjadi.
Cara Penanganan :
a. Pasien
yang mengalami serangan saat pengambilan darah harus dilindungi dari perlukaan.
b. Hentikan
pengambilan darah, baringkan pasien dengan kepala miringkan ke satu sisi, bebaskan
jalan nafas, hindari agar lidah tidak tergigit.
c. Segera
mungkin aktifkan perlengkapan keselamatan, hubungi dokter.
d. Lakukan
penekanan secukupnya di daerah penusukan sambil membatasi pergerakan pasien.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Flebotomi merupakan tindakan pengambilan darah dari
tubuh untuk tujuan pemeriksaan laboratorium dan pengumpulan darah donor (Blood
Bank) dengan cara darah dikumpulkan dengan beberapa metode, termasuk pungsi
arteri, kapiler dan vena (Venipuncture). Adapun persiapan yang perlu
dipersiapkan sebelum melakukan sampling yaitu persiapan pasien dan persiapan
peralatan. Dalam melakukan teknik sampling terkadang terjadi
kesalahan-kesalahan seperti syncope, rasa nyeri, hematoma, pendarahan, alergi,
trombosis, radang tulang, amnesia, komplikasi neurologis.
B.
Saran
Penulis
menyarankan beberapa hal terkait yang harus diperhatikan, yaitu setiap tenaga
medis yang akan melakukan sampling agar lebih memperhatikan alat yang akan
digunakan. Selain itu, jangan pernah terlihat ragu dalam proses sampling, agar
pasien tidak gugup saat diambil darahnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan
saran dalam penulisan makalah dikemudian hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Riswanto.
2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfamedika dan Kanal. Medika. Yogyakarta
Sugiarto,
dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sugiono.
2001. Metode Penelitian. Bandung: CV Alfa Beta.
Winarno,
G. 2014. Mengenal Fugsi Tubuh Manusia. Notebook. Yogyakarta
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3071/3/Chapter%201.pdf
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/thoraks-dan-kardiovaskular/phlebotomy
https://docplayer.info/73025957-Makalah-pemeriksaan-laboratorium-darah.html
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2870/4/Chapter2.pdf.pdf
https://modulmakalah.blogspot.com/2015/11/pengertian-sampling-dan-contoh.html
https://www.asikbelajar.com/7-sumber-kesalahan-dalam-sampling/
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/studi-kasus-praktikum-hematologi
http://khintanrahma22.mahasiswa.unimus.ac.id/2017/04/26/plebotomi/
Komentar
Posting Komentar